Rabu, 09 Maret 2016


Laut di Maba Seperti Terbelah Saat Gerhana Matahari Total

By

Liputan6.com, Maba - Fenomena alam menakjubkan terjadi saat gerhana matahari total di Maba, Maluku Utara, pada Rabu (9/3/2016). Laut di dermaga Kota Maba tiba-tiba surut sehingga membentuk daratan kering yang menghubungkan Pulau Halmahera dengan Pulau Mobon yang terpisah sekitar 400 meter.

Samsul Bahri, 42 tahun, yang berada di dermaga mengatakan fenomena itu terjadi seperti lautan yang terbelah. Warga pun ketakutan. Apalagi, dia melanjutkan, langit mendadak gelap lantaran gerhana matahari total.
"Warga berlari menjauhi laut karena menyangka ada tsunami," ujar Samsul di Maba, Maluku Utara, Rabu (9/3/2016).

Menurut dia, tidak ada keributan yang terjadi ketika warga berlari panik melihat air laut yang surut. Warga, kata dia, hanya berlari kecil tanpa berteriak.

Samsul sendiri berlari menuju jembatan yang terletak 100 meter dari dermaga. Di dermaga, dia berhenti sejenak karena langit kembali terang. Dia juga menyaksikan daratan yang mengering kembali terisi air laut.

Dermaga menjadi lokasi penyelenggaraan festival gerhana matahari. Ratusan orang memadati lokasi itu. Berbagai penampilan kesenian ditampilkan pemerintah daerah untuk warga Maba dan para turis. Fase totalitas gerhana matahari di Maba sendiri berlangsung selama 3 menit 20 detik.

Pulau Mobon dapat terlihat dari lokasi festival. Pulau tersebut dan Pulau Halmahera sejatinya memang terhubung oleh daratan dangkal. Pulau Mobon terletak tak jauh dari muara sungai.

Konfigurasi bumi, bulan, dan matahari sendiri terkait dengan aktivitas pasang-surut air laut. Saat bulan mati, seperti yang terjadi pada gerhana matahari total dan purnama terjadi pasang-surut perbani.

Pasang-surut ini merupakan yang terbesar dibandingkan kejadian yang sama di luar fase bulan mati dan purnama.
sumber :http://news.liputan6.com/read/2454644/laut-di-maba-seperti-terbelah-saat-gerhana-matahari-total

Heningnya Maba Saat Gerhana Matahari Total Terjadi

By
Liputan6.com, Jakarta - Warga Kota Maba, Halmahera Utara, yang berkumpul di Pendopo Maba bersorak menjelang kegelapan gerhana matahari total. Seorang warga menciptakan suara dengan memukul-mukul tiang listrik.

Suasana mendadak hening ketika fase totalitas tiba. Warga mulai melepas kacamata gerhana lalu berkeliaran di seputar lapangan pendopo. Umumnya warga berfoto bersama.

Di sisi lain pendopo, para peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA) sibuk mengoperasikan teleskop.
Keheningan berlangsung lebih lama ketimbang fase totalitas. Setelah terang, warga kembali menggunakan kacamata gerhana untuk melanjutkan melihat proses bulan meninggalkan matahari.

Pantauan Liputan6.com, piringan matahari tertutup bulan selama 3 menit. Sayangnya, awan mendung bergelayut di depan matahari.

Korona matahari tampak sebagai cahaya putih samar yang berpendar karena tertutup awan.
sumber : http://news.liputan6.com/read/2454596/heningnya-maba-saat-gerhana-matahari-total-terjadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar